Halaman

Sabtu, Januari 23, 2010

Jeprat-jepret, Hujan, dan Budaya


17 Januari 2010 – Minggu
Obscura, Hujan, dan Budaya
Hari minggu yang penuh dengan cerita suka, duka, konyol, menegangkan, mengkHwatirkan, meresahkan, dan seru. Di sana bertemu dengan orang KFB, yah.. hanya beberapa yang gw kenal yaitu Mba Ria dan Mba Reni. Kemudian bertemu juga dengan beberapa wartawan yang gw kenal, Bang Sofyan dan KangJeff, walau gw ga liat Kang Jeff. Heheh.. Eh ternyata ada orang KLJI juga, Bang Ifan bersama dengan Ka Rido sesepuh Obscura. Hahah..
Meresahkan, karena hari ini gw ngajak anak2 Obsc terutama yang 45 dan 46 untuk hunting foto di kampong budaya dalam rangka acara Seren Taun. Setiap anggota dibolehkan membawa jenis kamera apa pun. Namun, eh… ternyata yang datang Cuma beberapa, untuk anak 46 sendiri hanya 2 orang yaitu Putri dan Mantong. Sedangkan dari 45 sendiri yah Gw, Indah, Piah, Qbot, Sendi, Sofy, dan Adam. Alhamdulilah siy ada yang datang dan niat, yang penting gw udah menjalankan amanat sebagai ketua dengan kegiatan mengajak hunting anak-anak.
Menegangkan, karena kita akan bertemu dengan berbagai pecinta fotografi mulai dari yang professional sampai yang pemula berkumpul dan berebut untuk mendapatkan moment yang pas acara Seren Taun ini. Termasuk gw sebagai pemula uhuy… hahaha… Kadang, menegangkan juga untuk memotret dan mengeluarkan ide. Hahah… kadang gw nge-blank untuk memotret apa lagi. hahah.. kadang terhambat dengan alat juga, dengan lensa kit gw butuh mendekatkan objek yang kita foto untuk mendapatkan POI-nya. Ada lensa tele 70-300 tapi untuk manual, jadi ga ada auto focus ntar ribet juga kalo hasilnya blur dan bingung gonta-ganti lensa juga tapi hasilnya ajib Bokehlah. Heheh.. Akhirnya sepanjang acara gw pakai lensa Wide 10-20-nya Sendi, berhubung kamera dia di oper sana-sini lebih baik gw pinjem lensanyalah. Heheh.. Hasilnya cukup memuaskan, walau gw belum puas.
Mengkhawatirkan, karena cuaca yang tak bisa dipastikan akan hujan atau tidak. Inilah yang bikin repot jika motret di luar ruangan, karena kameranya sendiri di beli dengan uang. Hehe.. rentan euy! Akhirnya hujan juga man, usai acara utama dan diakhiri dengan acara penampilan bocah di tengah arena. Tiba2 langsung hujan mengguyur area kampong budaya disertai angin yang cukup kencang. Alhamdulilah, gw bawa plastic buat melindungi kamera jikalau hujan melanda. Hujan deressss banget, langsung mencari tempat berteduh setelah usai memotret bocah beraksi, dan 2 payung untuk bersama. Gw sama Adam berpayung duaan, andai ajah bukan Adam tetapi pria impianku. Hahahah… makin tambah asoy ajah dah hidup gw, bisa ciuman dibawah air hujan. Hahaha.
Suka dan seru menjadi satu kesatuan terpadu. Hehe… seperti biasa kalo udah jalan keluar, pasti anak-anak pada pengen ke tempat lain yang belum pernah disinggahi. Akhirnya usai makan siang di tempat kemarin, kami memutuskan untuk ke Pura yang ada di daerah Ciapus dekat Gunung Salak. Ketemu juga dah tuh tempat dengan perjuangan yang cukup menantang adrenalin. Hahay… melewati tanjakan tinggi, disertai tanjakan berbatu yang menyeramkan jika tidak hati-hati. Melewati hamparan alam yang luas disertai sepoi angin yang membuat bulu kuduk berdiri karena dingin dan kami habis kehujanan di kampong budaya. Sesampainya disana ahhhh… puas deh! Akhirnya kita menemukan Pura tersebut dengan petunjuk jalan Yandi tetangganya Piah.
Masuk Pura adalah pengalaman pertama untuk memotret agama lain. Seru deh, sebelum masuk ke dalam Pura itu kita harus memakai selendang berwarna oren yang diikat di pinggan dan jika yang memakai celana pendek harus memakai sarung beserta selendang. Saat mereka berdoa kita tidak boleh memotret dari depan. Suasana di sana amat sangat mengharukan karena sangat sepi dan damai, seperti berada dimana gituh! Deburan angin yang sangat begitu terasa ketika kami di Pura dan dari Pura itu sendiri kita bisa memandang langit Bogor yang luas, banyak rumah2 terlihat dari atas. Pokonya mah AMAZING banget dah! Hohoho….

Tidak ada komentar: