Halaman

Selasa, Oktober 26, 2010

Cuap-Cuap

 Hanya ingin memuntahkan apa yang ada di hati, jiwa, dan pikiran.
       Semester 5 saya dihadapkan oleh realita yang benar-benar bikin seluruh tubuh bergidik. Ternyata memang semua bersumber dari yang kecil lalu merambah menjadi besar dan sulit dihapuskan ataupun di basmi. Tak habis pikir dan menyangka ada realitanya, tak kira cuma cerita dongeng saja. Sebuah negeri yang carut-marut dengan kondisi manusia didalamnya yang sudah terkontaminasi. Tak ada lagi bersih di hati, semua sudah terkontaminasi oleh racun-racun yang telah merusak hati, akal, dan pikiran. Hati yang paling berbahaya jika sudah terkontaminasi dan merusak akal dan pikiran. Sampai suatu ketika saya pun berpikir "Kiamat meman sudah dekat sepertinya!?". Hanya ada kata itu yang terngiang di otakku ketika melihat realita yang sesungguhnya akan kehancuran sebuah negeri yang alamnya begitu cantik, membuat semua terpana padanya.
       Negeri yang cantik dan elok ini ternyata didalamnya tubuhnya rusak. Mungkin sudah tidak dapat ditanggulangi lagi. Sebuah kekecewaan yang amat sangat, ketika pendidikan dipermainkan oleh oknum-oknum. Padahal, tubuh negeri yang cantik ini bisa lebih menarik lagi jika didalamnya juga cantik dengan sentuhan pendidikan. Pendidikan yang mengutamakan moral lebih dibutuhkan untuk saat ini. Moral, bukan berarti moral saya juga sudah bagus tapi saya hanya prihatin saja dengan realita sekarang. Ini hanyalah sebuah luapan hati dan jiwa ketika melihat realita sesunguhnya. 
      Saya memiliki cerita dari teman-teman, sahabat tentang keterpurukan negeri... Pertama, teman saya yang memang dia sudah jago dalam bidang desain. Tiba-tiba dilecehkan begitu saja oleh seorang pengajar yang merasa dirinya paling benar dan jago. Saya pikir dia pengajar dengan sosok yang bersih, tapi salah. Dahulu ketika bertemu dengan pengajar tersebut saya kagum dan tertarik, namun kini sudah tidak lagi. Ternyata pengajar tersebut sama saja dengan yang lainnya. Apa salah ketika muridnya lebih jago daripada gurunya? Saya rasa dunia sudah terbuka, dan seharusnya bangga memiliki anak murid yang jago dan bisa. Bukannya malah dijatuhkan. Kami ini sudah dewasa, bukan anak kecil, bukan kebo yang bisa disuruh-suruh dan nurut begitu saja pada yang berkuasa dan kedudukannya tinggi!
      Cerita kedua, ini merupakan pengalaman pribadi saya sendiri. Adakah yang salah ketika saya berdo'a tentang sesuatu hal? Saya rasa "Tidak"! Tetapi, kenapa ketika saya menulis status di situs pertemanan yang lagi 'Hot'-nya dan isi status itu tentang do'a dan ketika itu pula saya dipanggil oleh petinggi pendidik di kampus sendiri. Saya tidak menjelek-jelekan kampus X, saya hanya berdo'a memohon dimudahkan dan dilancarkan dalam pembuatan acara. Pengajar itu pake "Sok"2an segala berkuasa, siapa sih lu??? Baru juga jadi pengajar beberapa taun! Dengan tampang muka tak berdosa saya pun mengahadapi mereka dengan biasa saja, karena saya tidak merasa bersalah. Satu kampus pun mulai ribut dengan kejadian ini dan setiap bertemu dengan teman yang beda kelas mereka menanyakan berbagai hal tentang kejadianku ini. 
     Cerita ketiga, sahabatku yang merasa dikecewakan oleh kampusnya juga bener-bener bikin bergidik lagi. Ketika itu ia menulis status ttg keluhan, karena sudah beberapa waktu yang dijanjikan akan diberitahu siapa pembimbing pembuatan laporan namun belum juga diberitahu. Otomatis, sahabat saya kecewa dan suatu ketika dia pun didatangi oleh pengajar di kampus itu.Sahabatku itu sedang magang di media cetak dan pengajar tersebut datang dan bilang "Jangan mentang-mentang magang di Media cetak!?". Saya berpikir "Apa hubungannya dengan topik yang dibicarakan???". Lalu, ketika di kampus... semua anak2 membeli map dengan harga 2ribu saja kepada pengajar tersebut, tapi ketika dia akan membeli map di pengajar tersebut harganya menjadi 5ribu. Dan hal itu dilakukan tepat di depan matanya ketika dia membeli dengan harga 5 ribu, masuklah teman lain dan membeli dengan harga 2ribu. Sebegitu rendahkan harga diri pengajar sehingga berani di bayar dengan 5ribu rupiah sajah??? Haha...
       Sungguh, realita yang benar-benar bikin bulu kuduk bergidik. Salah sepertinya untuk kritis di negeri yang elok nan cantik. Wajar bila ada yang namanya sebuah kritik dan saran untuk perbaikan ke depannya. Bukannya malah di jatuhkan. Bersumber dari kejadian kecil dan simple seperti inilah yang membuat makin carut-marut dan susah untuk dibasmi lagi yang namanya racun-racun, tikus-tikus penguasa. Sekarang hanya bisa berdo'a dan perbaiki diri sendiri dulu. Sampai tiba saatnya kiamat pun tiba! Naudzubillah, jangan jadikan hamba-MU termasuk orang-orang yang munafik ya ALLAH! Saya hanya bisa mendo'akan agar orang-orang yang berkedudukan tinggi ENGKAU sadarkan, bukakan pintu hatinya, bersihkan hatinya dari kabut hitam yang mengelilinginya. Amin.

1 komentar:

lovelybutterfly mengatakan...

amin banget mes...
gue doain semua dibukakan pintu hatinya....